Beragam cara kaum muslim di berbagai negara menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Komunitas muslim Indonesia yang bermukim di Utrecht- Belanda dan tergabung dalam perkumpulan SGB (Stichting Generasi Baru), jelang Ramadhan tahun ini kembali menyelenggarakan kegiatan keilmuan yang diberi nama Kajian Islam Musim Semi (KALAMI) 2018 dengan tema “Cinta Bersemi Bersama Al Qur’an”. Para peserta kajian ini selain diaspora, para pelajar dan mualaf yang bermukim di Utrecht, juga banyak yang datang dari berbagai kota lain di Belanda, bahkan ada beberapa peserta dari Jerman dan Belgia.
Acara kajian yg diikuti oleh lebih dari 270 peserta ini bertempat di salah satu aula di Mesjid Ulu Camii HDV, Moskeeplein 89, 3531 BX Utrecht (mesjid terbesar komunitas muslim Turki di Utrecht), hal ini dikarenakan mushala yg disewa SGB yang selama ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya tidak dapat menampung jemaah yang banyak.
Pelaksanaan KALAMI berlangsung selama 2 hari dari tanggal 12-13 Mei 2018.
Waktu pelaksanaan dari pukul 10.00 – 18.00 CET dengan narasumber utama adalah
DR.Saiful Bahri,MA (Wakil Ketua Komisi Seni Budaya Islam MUI Pusat). Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan KBRI Den Haag, Dr. Din Wahid selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag.
Dalam sambutannya, ketua SGB Supardi Hasanuddin memaparkan tentang keberadaan SGB yang berdiri sejak 2008 sebagai sebuah organisasi yang bertujuan menjadi wadah penghubung dan perekat tali silaturrahim antara warga Indonesia dan juga masyarakat muslim Indonesia di Utrecht dan sekitarnya. Berkenaan dengan maksud dan tujuan tersebut, kedepannya SGB bermaksud untuk membeli sebuah bangunan yang bisa difungsikan sebagai Pusat Kebudayaan Islam masyarakat Indonesia di Utrecht atau Indonesisch Cultureel Centrum, yang dapat menjadi tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan SGB, baik kegiatan yang bersifat religius, edukatif, budaya, olahraga dan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain itu, SGB ikut mengambil peran dan turut berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang ada kaitannya dalam menjaga hubungan dengan masyarakat Belanda, sebagaimana salah satu misi dakwah SGB adalah ingin memperkenalkan islam yang rahmatan lil ‘Alamin.
Harapan selanjutnya, semoga SGB sebagai salah satu ormas Indonesia di Belanda bisa menjadi mitra KBRI di Utrecht, yang jika dibutuhkan dalam penyaluran informasi kemasyarakat Indonesia di sini, SGB bisa mengambil peran sebagai fasilitator. Karena jumlah warga dan pelajar Indonesia di Utrecht setiap tahunnya selalu bertambah.
Selain kegiatan berupa ceramah dan tanya jawab di aula utama, di ruang lainnya berlangsung juga kegiatan paralel, diantaranya Bazaar Rumah Surga SGB (pre-order makanan, buku-buku Islami, pakaian dan perlengkapan muslim(ah), produk bumbu siap saji Indonesia), dan juga kegiatan terpisah bagi anak-anak (usia 4-11 thn) dan remaja (usia 12-18 thn).
Ceramah yang disampaikan dengan baik, santun, tertata dan penuh hikmah membuat peserta khusuk menyimak. Semua yang bersentuhan dengan al-Quran menjadi yang terbaik. Malaikat pembawanya adalah malaikat terbaik, Jibril alaihissalam. Nabi yang menerimanya, Nabi Muhammad SAW menjadi nabi dan rasul yang terbaik. Malam yang menjadi sarana waktu turunnya, menjadi malam yang terbaik (lailatul qadar). Bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran menjadi bulan terbaik (Ramadan). Maka, umat yang menerima dan kemudian mengamalkannya, membaca dan mengajarkannya, akan menjadi umat dan manusia terbaik. Demikian papar ustadz lulusan S1 sampai S3 al-Azhar Kairo bidang Tafsir Al-Quran ini dalam sesi pertama acara KALAMI. Dia juga mengajak dan mengingatkan peserta semua untuk menyambut kebaikan-kebaikannya, terutama kebaikan Al-Quran yang akan mengantarkan siapa saja yang berinteraksi dengannya menjadi yang terbaik, melebihi seribu komunitas. Jadilah orang-orang yang mensyukuri nikmat Al-Quran. Menjemput kebaikan dan keberkahan yang telah Allah sediakan. Al-Quran adalah pedoman meraih prestasi dan kebahagiaan. Panduan meniti jalan yang benar dan sampai pada tujuan utama diciptakannya manusia oleh Allah sebagai khalifah di bumi-Nya. Begitu sekilas kajian materi yang disampaikan oleh ustadz penulis buku “the forbidden country, negeri terlarang bagi para pecundang”.
Kajian keilmuan yang sarat makna dan hikmah ini semoga menjadi pencerah, penyemangat dan memotivasi kami semua untuk menjadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Marhaban yaa Ramadhan
Ristiyanti Handayani
(SGB-Utrecht)
Tinggalkan Balasan