Antusiasme Muslim Indonesia di Belanda Menghadiri Kajian Islami

oleh: Ristiyanti Handayani – SGB Utrecht

Negeri Belanda memang bukan negara yang berpenduduk mayoritas muslim, meski begitu agama Islam berkembang cukup signifikan di negeri ini, tidak sedikit para mualaf dan para pendatang dari berbagai penjuru dunia yang sekarang bermukim di negeri ini yang beragama Islam, dan turut mewarnai perkembangan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat yang toleran. Termasuk beberapa komunitas muslim yang berasal dari Indonesia, salah satunya adalah Stichting Generasi Baru di Kota Utrecht (SGB Utrecht).

SGB Utrecht berdiri sejak 2008 merupakan suatu organisasi (yayasan) yang bertujuan menjadi wadah penghubung dan perekat tali silaturrahim antara warga Indonesia dan juga masyarakat muslim Indonesia di Belanda, serta berpartisipasi aktif menjaga dan menumbuh kembangkan kegiatan-kegiatan dakwah keagamaan di negeri kincir angin ini.

Menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini kembali SGB Utrecht sukses menyelenggarakan kegiatan keislaman yang diberi nama Kajian Islam Musim Semi (KALAMI) 2019 dengan tema “Merajut Cinta Hingga ke Surga”. Para peserta kajian ilmu ini selain diaspora, para pelajar dan mualaf yang bermukim di Utrecht, juga banyak yang datang dari berbagai kota lain di Belanda bahkan dari beberapa peserta berasal dari negara tetangga Belgia dan Jerman.

Menurut ketua panitia KALAMI 2019, Dian Syahroni peserta kajian tahun ini diikuti oleh hampir 350 peserta. Acara ini bertempat di salah satu aula di Mesjid Ulu Camii HDV, Moskeeplein 89, 3531 BX Utrecht (salah satu mesjid terbesar komunitas muslim Turki di Utrecht), hal ini dikarenakan mushala yang disewa SGB, yang selama ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya tidak dapat menampung jemaah yang banyak.

Pelaksanaan KALAMI berlangsung selama 2 hari dari tanggal 6-7 April 2019. Waktu pelaksanaan dari pukul 10.45 – 18.00 CET.

Narasumber utama majlis ilmu tahun ini adalah Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, Pakar Parenting Islam dan penulis buku best sellers “Kupinang Engkau Dengan Hamdalah”, “Agar Cinta Selalu Bersemi”, “Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan”, “Positive Parenting: Cara-cara Islami Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda”, dan banyak karya lainnya.

Acara ini dibuka secara resmi oleh perwakilan KBRI, Dr. Din Wahid selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag.

Dalam sambutan acara Kalami 2019, ketua SGB Supardi Hasanuddin memaparkan tentang harapan dan impian besar SGB untuk membangun dan mendirikan pusat aktivitas dakwah, edukasi dan kebudayaan bagi masyarakat Indonesia di Utrecht dan sekitarnya. Berkenaan dengan maksud dan tujuan tersebut, kedepannya SGB bermaksud untuk membeli sebuah banghunan yang kemudian direnovasi untuk difungsikan sebagai Indonesisch Cultureel Centrum atau Pusat Kebudayaan Islam masyarakat Indonesia di Utrecht, yang dapat menjadi tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan SGB, baik kegiatan yang bersifat religius, edukatif, budaya dan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
Dalam ceramahnya Ustadz Mohammad Fauzil Adhim mengingatkan kita semua untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas diri dengan cara membenahi pola hidup islami kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga.

Selain kegiatan berupa ceramah dan tanya jawab di aula utama, di ruang lainnya berlangsung juga kegiatan paralel, diantaranya Bazaar Rumah Surga SGB (makanan khas Indonesia, buku-buku Islami, produk bumbu siap saji Indonesia), dan juga kegiatan terpisah bagi anak-anak (usia 4-11 thn) dan remaja (usia 12-18 thn).

Kegiatan istimewa di ruang lainnya, khusus untuk materi remaja usia 12-18 tahun adalah berbagi pengalaman hidup dari remaja mualaf Belgia yang bernama Stijn Ismaïl Ledegen, yang baru sekitar 5 tahun memeluk Islam. Stijn Ismaïl Ledegen adalah mahasiswa hukum di salah satu universitas di Belgia. Stijn pernah melakukan riset tentang pengaruh agama terhadap parlemen Eropa. Dia masuk Islam pada tahun 2014.

Kajian keilmuan seperti ini senantiasa ditunggu oleh komunitas muslim Indonesia di perantauan. Tak mengherankan apabila animo peserta selalu bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu. Selain mampu mempererat tali silaturahmi juga mampu menjadi pencerah kehidupan spiritual.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

id_ID