Detik.com: Buka Puasa Indonesia Kecil di Uttrecht, Belanda

https://news.detik.com/berita/d-4553863/buka-puasa-indonesia-kecil-di-uttrecht-belanda

 

Utrecht – Ini hanya musala kecil di Utrecht, Belanda. Namun tempat mungil ini jadi sepetak Indonesia saat momen buka puasa Ramadhan yang penuh kehangatan.

Bermukim dalam jangka waktu yang lama di negeri orang, memang bukan perkara mudah. Suka duka kehidupan dan rindu akan kampung halaman kerap dirasakan oleh kami para diaspora, apalagi di saat bulan suci Ramadhan, kerinduan berkumpul dengan keluarga di tanah air begitu besar.

Bersyukurlah kami bermukim di Utrecht. Ini kota terbesar keempat di Belanda yang merupakan kota keuskupan lama dan memiliki populasi penduduk sekitar 420 ribu jiwa. Termasuk di dalamnya adalah penduduk muslim yang berjumlah sekitar 13 ribu jiwa dan terdapat perkumpulan muslim Indonesia, tempat dimana kami menjalin silaturahmi dan membangun ukhuwah.

Saat ini tempat kami melaksanakan serangkaian kegiatan adalah sebuah musala kecil nan sederhana. Di setiap bulan suci Ramadhan tempat ini menjadi begitu favorit di kalangan komunitas muslim Indonesia di Kota Utrecht.

Bangunan yang kami jadikan tempat berkumpul, berinteraksi dan menjalankan aktifitas spiritual/ keagamaan, memang bukan gedung yang megah, tapi berupa bangunan sederhana bekas mini market yang disewa dari uang gotong royong jamaah. Namun bangunan kecil nan bersahaja itu bagaikan oase sejuk pelepas dahaga di tengah hiruk pikuk ritme kehidupan Barat bagi komunitas muslim Indonesia yg tergabung dalam organisasi Stichting Generasi Baru (SGB-Utrecht) yang diketuai oleh Bapak Supardi Hasanudin.

Musala yang beralamat di Jalan Bazelstraat Nomor 31 ini terletak di jantung kota Utrecht. Bulan Ramadhan yang kami nantikan selalu menjadikan musala kecil sewaan kami penuh sesak dengan jamaah, terutama saat acara rutin buka puasa bersama tiap hari Sabtu. Para perantau yang menetap di sini, para pelajar bahkan para mualaf WN Belanda berkumpul untuk melaksanakan Iftar, salat maghrib, isya dan tarawih berjamaah.

Di saat Ramadhan ibu-ibu dengan penuh cinta dan semangat berbagi, menyiapkan dan menyajikan aneka makanan menu khas ala Indonesia untuk iftar dan santap makan.

Beragam agenda kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di musala ini yang bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi dan mempererat semangat persaudaraan. Ada pengajian rutin anak-anak, pengajian rutin ibu-ibu, pengajian rutin khusus buat para mualaf dan kegiatan positif lainnya layaknya kegiatan mesjid-mesjid di Indonesia.

Senantiasa ada kisah indah dan unik yang sulit kami lupakan ketika kami meretas jejak perjalanan ukhuwah lintas etnis, budaya dan bahasa. Salah satunya adalah tausiah-tausiah yang disampaikan setidaknya dalam tiga bahasa (Belanda, Indonesia dan Inggris).

Bukan sesuatu yang mudah memang berpuasa di benua biru ini, selain durasi waktu puasa yang cukup lama, hampir 18 jam, segala aktivitas kegiatan berjalan seperti bulan-bulan lainnya, termasuk tempat-tempat makan minum yang buka seperti biasa.

Namun bagi kami puasa Ramadhan, adalah satu dari lima Rukun Islam yang wajib kami jalani sebagai muslim dengan keikhlasan dan ketaatan. Puasa adalah saat untuk introspeksi diri dan bukti kecintaan kami pada Sang Maha Pencipta.

*) Ristiyanti Handayani adalah mantan pendidik berasal dari Bandung. Pertama kali datang di Belanda tahun 2011 dan sejak tahun 2014 menetap di Utrecht bersama suami yang warga Belanda. Penulis juga bergabung dalam perkumpulan SGB-Utrecht.
*) Artikel ini terselenggara atas kerja sama detikcom dengan Indonesia Diaspora Network-United (IDN-United).


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

id_ID